Arti Minal Aidin. Saat hari lebaran, kita kerap memperoleh perkataan pada wujud kartu perkataan atau mungkin pesan pendek lewat sms, bbm, e-mail, chat, serta semacamnya. Kerap pesan atau mungkin perkataan itu berbunyi minal adin walfaidzin, minta maaf lahir serta batin. Telah demikian biasanya perkataan itu terdengar atau mungkin tercatat. Hingga banyak yang menganggap bahwasanya ke-2 kalimat itu sama-sama terkait. Asumsi lain bahwasanya kalimat berbahasa arab itu disusul terjemahaannya.. Beberapa orang berasumsi Minal aidin wal faizin itu berarti minta maaf lahir batin.
Dalam hakikatnya manusia di ciptakan Allah dengan akhlak yang mulia. Manusia sesungguhnya jujur, patuh, serta mempunyai karakter yang baik. Ketika berjalannya manusia beralih bersamaan dengan saat/umur. Pergantian tersebut jadikan manusia jadi tak jujur, munafik, tak patuh, tak menuruti kata-kata Allah, bahkan juga jauh dariNya. Seluruhnya itu berlangsung lantaran udara nafsu serta godaan setan. Kita membiarkan diri kita terbenam dalam keduniawian. Jauh dari maksud untuk mencapai kemuliaan.
Ramadhan mengajak kita untuk kembali jadi manusia yang sebenarnya. Manusia di ajak kembali, melatih diri. Menggembleng dianya untuk kembali jujur serta patuh. Puasa dengan keikhlasan, hanya dipersembahkan untuk Allah ta’ala, bakal melahirkan kembali manusia dengan kemenangan. Dengan puasa manusia melatih kejujuran dengan tak diam-diam minum atau mungkin makan di siang hari. Manusia jadi patuh, cuma bisa makan/berbuka waktu maghrib sudah tiba. Apabila Ramadhan dapat bicara barangkali dia bakal berkata, “nah, nyatanya manusia dapat jujur serta patuh.”
Arti Minal aidin wal faidzin sebenarnya kependekan dari sebuah kalimat panjang, Taqobalallaahu minnaa wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Minal Aidin wal Faizdin. Maknanya kalimat ini adalah semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. (menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadhan), semoga juga puasaku dan kalian diterima. Sedang arti minal aidin wal faizdin bermakna (semoga Allah menjadikan kita) bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/ kesucian) dan orang-orang yang menang (dari melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah).